PEREMPUAN DALAM BEKU
Sepoi lirih membelai seraut wajah
masa tak henti menyapa
helaan nafas kadang tersendat
sepasang netra tajam berbinar
tanpa rasa gentar
menepis
terpaan yang mendera
tangan yang selalu siap terulur
merengkuh jiwa jiwa terkasih
langkah yang kadang terseok
menapak tanpa jengah
terabaikan dalam hasrat
dia perempuan dalam beku
terkadang hanya cacian umpatan
singgah menyapa
tak semua bisa mengerti
tak semua bisa menyelami
hanya prasangka senantiasa menghampiri
tanpa peduli air mata yang mengalir
atau kehampaan yang menyelimuti
dia perempuan dalam beku
pemilik kehidupannya sendiri
bukan milik siapa saja
yang doyan menghakimi
Yuna _2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar