PEMBELAJARAN VIRTUAL MATERI BERPIDATO YANG MENARIK
Oleh:
Berbicara mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbicara merupakan alat komunikasi tatap muka yang sangat vital. Kemampuan berbicara seseorang turut menentukan kesuksesan kariernya. Di satu pihak berbicara merupakan suatu daya pemersatu yang ampuh yang cenderung mempersatukan kelompok-kelompok sosial. Di pihak lain, berbicara dapat pula bertindak sebagai suatu daya pemecah belah, yang cenderung mempertajam perbedaan-perbedaan antara kelompok-kelompok sosial.
Demikanlah berbicara dapat membuahkan kutub konstruktif maupun kutub destruktif. Dengan kata lain, berbicara dapat mendatangkan perdamaian, menumbuhkan cinta, dan dapat pula menimbulkan perang, menumbuhkan benci, tergantung kepada kondisi dan situasi. Selain itu, kemampuan berbicara yang bagus juga dapat mempengaruhi orang lain untuk mendukung apa yang kita inginkan, dan menjadikan sebuah kesalahan berubah menjadi kebenaran dan sebaliknya, sebuah kebenaran menjadi sebuah kesalahan. Setiap keterampilan berbahasa berkaitan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008:1).Tidak
luput dari itu semua, semua keterampilan berbahasa, termasuk keterampilan
berbicara itu telah diajarkan di masa sekolah. Namun, pada masa sekolah ini
siswa cenderung kurang memperhatikan atau tidak begitu serius dalam belajar
berbicara, terutama pada materi pidato sehingga penyerapan materi pidato kurang
maksimal. Kemampuan mengutarakan
pendapat dengan bahasa oleh pembicara menyangkut penggunaan bahasa dengan baik,
tepat, dan seksama. Mulgrove (dalam Tarigan 2008:25-29) mengemukakan metode
penyampaian berbicara sebagai berikut; (1) penyampaian secara mendadak
(impromptu delivery); (2) penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous
delivery); (3) penyampaian dari naskah (delivery from manuscript); (4)
penyampaian dari ingatan (delivery from memory).
Delapan
bulan telah berjalan, akhir tahun pelajaran 2019/2020 dan awal tahun ajaran
baru 2020/2021 dilaksanakan secara daring. Pembelajaran jarak jauh masih terus
diterapkan oleh sekolah-sekolah yang
berada di zona kuning hingga merah. Pembelajaran
jarak jauh menuntut guru kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Hal ini tentunya dilakukan agar peserta didik mampu memahami
materi dan tidak bosan dengan metode yang digunakan. Tak hanya metode, media
pembelajaran yang digunakan pun harus variatif. Kebanyakan guru kini
memanfaatkan aplikasi zoom, google meet, maupun google classroom yang telah
terintegrasi dengan google form dalam memberikan materi dan penugasan untuk
peserta didik.
Berdasarkan latar belakang diatas untuk
membuat pembelajaran yang menarik, tidak menjemukan bahkan terkesan menjadi
beban bagi siswa terutama disini adalah materi
pidato pada pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama yang
nantinya bertujuan agar siswa bisa menyusun pidato dan menyajikan dengan
struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat dengan memperhatikan aspek lisan.
http://gurupenggerakindonesia.com.
Seperti
yang penulis sampaikan di atas ada beberapa strategi menciptakan pembelajaran online
khususnya untuk materi pidato dalam kegiatan daring diantaranya :
1.
Mempersiapkan materi
Guru
bisa menggunakan alat peraga atau pendukung seperti power point dengan tampilan
menarik. Materi yang akan disampaikan
sudah dipadatkan. Maksudnya adalah lugas di mana tidak terlalu banyak teks di
dalamnya, namun peserta didik bisa langsung menangkap inti dari materi yang disampaikan.
Agar lebih optimal, guru bisa menggunakan platform video conference yang
mendukung berjalannya kegiatan pembelajaran seperti Zoom, atau Google Meet. Karena melalui fitur share screen guru bisa
memberikan materi dan video atau gambar
yang menunjang pembelajaran. Memberikan contoh audio visual yang
nantinya bisa merangsang siswa mengembangkan ide dalam menentukan topik pidato
ataupun contoh menyajikan pidato secara lisan.
2.
Membentuk kelompok belajar online
Kelompok
belajar disini merupakan media peserta didik untuk melakukan diskusi lebih
lanjut terkait materi pembelajaran pidato yang telah disampaikan. Mengingat, peserta
didik bisa saja kesulitan atau kurang memahami materi yang ada karena
keterbatasan waktu dan perbedaan teknik pembelajaran antara pembelajaran secara
tatap muka secara offline dan online. Jadi mereka bisa berdiskusi dengan
membentuk kelompok kecil di WA ataupun
telegram.
3.
Presentasi
Dengan
adanya presentasi dari peserta didik, diharapkan pembelajaran dapat berjalan lebih dinamis dan mencegah
kebosanan karena pembelajaran tak hanya dilakukan oleh guru saja. Setelah
presentasi dilakukan, guru bisa
memberikan masukan atau tambahan materi kepada peserta didik.
4.
Memanfaatkan sosial media
Guru
bisa memberikan tugas untuk melatih kemandirian, dan rasa percaya diri siswa
dengan menugaskan siswa merekam video pidato yang kemudian mempublikasikannya
melalui youtube, instagram ataupun facebook. Dan dengan jumlah like yang ataupun viewer yang diterima oleh masing-masing akun peserta didik, guru bisa
melakukan penilaian atau nilai tambah untuk publikasinya.
5.
Ice Breaking
Untuk
mencegah kebosanan, ada kalanya guru harus melakukan ice breaking atau sedikit
relaksasi di kelas yang diampu. Guru bisa membuat sebuah games atau senam otak
untuk mengurangi kebosanan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Selain
itu, guru bisa saja menambahkan video menarik dalam pembelajaran sebagai selingan atau hiburan bagi peserta didik.
6.
Memberikan rewards
Untuk
memicu peserta didik lebih bersemangat, guru bisa memberikan rewards atau apresiasi kepada mereka. Seperti
contoh membuat kategori penyaji terbaik,
peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi saat penyajian berpidato dan
publikasi yang diminati.
Langkah-langkah
tersebut mungkin bisa digunakan untuk
pembelajaran yang menarik secara online dalam materi berpidato dengan media
audio visual. Lakukan dengan optimis tanpa harus mencoba secara keseluruhan,
tetap fokus pada pencapaian kompetensi dalam pembelajaran. Silakan dicoba dengan tetap memperhatikan
karakteristik peserta didik kita, jangan
pernah lelah untuk berkreasi untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan,
menarik, diminati dan tentu saja bermakna untuk beserta didik. Selamat
berkarya!
Rujukan
:
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara
Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar